√ Renungan Wacana Orang Bau Tanah (Menangis Dalam Senja)

sumber foto : bacajuga.com

.com usia renta atau senja ialah niscaya ini ialah Renungan Tentang Orang Tua ::.

Anakku, Ketika saya tua, saya berharap kau mengerti dan sabar padaku. Ketika saya memecahkan piring atau menjatuhkan sop dari meja alasannya ialah penglihatanku berkurang. Aku berharap kau tidak berteriak memarahiku, Orang yang sudah renta sangat sensitif. Milikilah belas kasih dikala kau harus berteriak marah.

Ketika lisanku berkurang dan saya tidak dapat mendengar apa yang kau katakan, Aku berharap kau tidak berteriak padaku, “Ulangi apa yang kau katakan atau tuliskan!” Aku minta “maaf” anakku. Aku “menua”.


Ketika lututku melemah, saya berharap kau sabar membantuku berdiri. Seperti dulu saya melakukannya padamu, dikala kau kecil, Ketika kau mencar ilmu bagaimana berjalan. Mohon tahan terhadapku.

Ketika saya tetap mengulangi perkataanku mengenai ingatan-ingatanku yang salah. Aku berharap kau tetap mendengarkanku. Aku mohon jangan menertawaiku atau tidak suka mendengarkanku.
Kamu ingat dikala kau kecil dan ingin balon? Kamu begitu bertingkah berlebihan, melaksanakan apapun dan menangis, hingga kau mendapat apa yang kau mau.

Aku mohon, maafkan bauku juga. Bauku menyerupai orang yang tua. Aku mohon, jangan memaksaku dengan keras untuk mandi. Tubuhku lemah. Orang yang renta gampang sakit dikala mereka kedinginan. Aku berharap saya tidak mempermalukanmu. Ingatkah kau dikala kau kecil? Aku mengejar dan menangkapmu alasannya ialah kau tidak mau mandi.

Aku berharap engkau dapat sabar denganku. Ketika saya mulai gampang ngambek dan mengomel. Itu semua bab dari “tua”. Kamu akan mengerti dikala kau semakin tua.
Dan kalau kau mempunyai sisa waktu, saya berharap kita dapat berbincang-bincang walau hanya sebentar. Aku selalu sendiri setiap waktu dan tidak mempunyai satupun teman untuk berbincang-bincang. Aku tahu kau sibuk bekerja. Sekalipun kau tidak tertarik pada ceritaku, mohon luangkanlah waktu untukku.

Ingatkah kau dikala masih kecil? Aku meluangkan waktu untuk mendengarkan ceritamu perihal mainan dan boneka-bonekamu? Ketika waktu itu datang, saya sakit dan terbaring di daerah tidur. Aku berharap kau sabar merawatku.

Aku minta maaf, kalau tiba-tiba buang air di daerah tidur atau menyusahkanmu. Aku berharap kau sabar merawatku hingga selesai hidupku.
Aku akan pergi dalam waktu yang tidak usang lagi. Ketika waktu kematianku datang, Aku berharao kau dapat memegang tanganku dan memberiku kekuatan untuk menghadapi “mati”.

Dan jangan cemas, Ketika nanti saya bertemu Tuhan, saya akan berbisik pada-Nya. Untuk memberkatimu dan merahmatimu, Karena kau mengasihi ibu dan ayahmu Terima kasih banyak telah mengasihi ibu dan ayahmu. Terima kasih banyak telah merawat kami, Kami mencintaimu dengan banyak cinta….
-Ibu dan Ayah-

Belum ada Komentar untuk "√ Renungan Wacana Orang Bau Tanah (Menangis Dalam Senja)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel