√ Anak Tukang Becak Kuliah S2 Di Inggris

 biasa di panggil Raeni beliau ialah anak tukang becak tentu Masih ingat Raeni √ Anak tukang Becak Kuliah S2 di Inggris
Anak tukang Becak Kuliah S2 di Inggris, biasa di panggil Raeni beliau ialah anak tukang becak tentu Masih ingat Raeni, beliau ialah lulusan terbaik dari Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (Unes) dengan Indeks yang sangat memuaskan yaitu Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna, yakni 3.96?. Saat diwisuda pada Juni 2019 lalu, anak dari Mugiyono, seorang tukang beca ini, sempat menjadi liputan media alasannya ialah tiba ke kawasan wisuda dengan diantar ayahnya menaiki beca.
Sekarang tepatnya , pada tanggal 10  Agustus 2019 lalu, Raeni terbang menuju  ke Inggris untuk mengambil  S2nya di aktivitas Magister of Science in International Accounting and Finance, di Birmingham University. Raeni kuliah di negaranya Ratu Elizabeth tersebut  dengan Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang dikelola Kementerian Keuangan. Saat menjalani S1 di Unes pun, Raeni mendapatkan beasiswa aktivitas Bidikmisi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ayahnya Mugiyono dan istrinya, Sujamah, niscaya sangat  bangga atas prestasi yang diraih putri keduanya itu. Namun, apa yang diraih Raeni itu tentunya alasannya ialah hasil didikan, dorongan, dan sumbangan kedua orang tuanya.
Raeni mengatakan, apa yang diraihnya tersebut alasannya ialah didikan kedisiplinan, kejujuran, kesederhanaan yang diberikan ayahnya.  Menurut gadis kelahiran 13 Januari 1993 itu, semenjak kecil ia dibiasakan disiplin, mengakui kesalahan, dan hidup sederhana. "Bapak orangnya tegas, ketika saya salah ya harus mengaku salah. Bapak selalu mengarahkan supaya hidup sederhana," ujarnya.
Raeni mengaku sempat minder dengan kondisi orangtuanya. Dukungan besar merupakan alasan yang cukup untuk membuatnya besar hati kepada keluarga. “Dulu pernah minder punya orangtua tukang becak. Tapi, kenapa minder? Beliau orangtua saya, mendidik saya, meski tidak memberi biaya hidup banyak (saat kuliah), tapi mendukung saya. Saya sangat bangga,” tuturnya.
Sebelum menjalani profesi sebagai tukang beca, Mugiyono sebenarnya merupakan pekerja di sebuah pabrik kayu lapis. Namun, ia tetapkan pensiunan dini dengan harapan mendapatkan pesangon yang bisa digunakan untuk membiayai kuliah Raeni.
Memang, sebagai akseptor beasiswa Bidikmisi, selain mendapatkan biaya untuk kuliah, kebutuhan kos dan makan masih harus mencari. Sambil kuliah Raeni mengajar les privat. Setelah keluar pabrik, Mugiono banting setir menjadi tukang becak di sekitar rumahnya. Sehari-hari menerima penghasilan Rp 10-50 ribu. Untuk mencari perhiasan beliau menjalani profesi sampingan sebagai penjaga malam dengan upah Rp 450 ribu/bulan.
Selama kuliah, Raeni membuktikan, kemiskinan tak membuatnya patah semangat. Raeni berkali-kali mengambarkan keunggulan dan prestasinya. Dia beberapa kali memperoleh indeks prestasi 4. Sempurna!
Raeni juga memperlihatkan tekad baja, biar bisa menikmati masa depan yang lebih baik dan membahagiakan keluarganya. Tentu saja impian itu didukung sang ayahanda. Mugiyono mendukung putri bungsunya itu untuk berkuliah, biar bisa menjadi guru sesuai cita-citanya.
"Sebagai orangtua hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis biar mendapatkan pesangon," kata laki-laki yang mulai menggenjot becak semenjak 2010 itu.
Raeni tidak hanya disiplin dalam hal akademik. Di kehidupan sehari-harinya di kos, Raeni tetap dikenal sebagai sosok disiplin oleh penghuni dan ibu kos. Ia selalu berusaha menjalankan salat berjamaah di Masjid, ibarat yang diajarkan orangtuanya.
Sejak kuliah ia nyaris tak pernah merepotkan kedua orangtua. Sejak semester 3, Raeni sudah berusaha mencari penghasilan perhiasan dengan memperlihatkan belajar khusus kepada murid SMA.
Sosok Mugiyono yang sempat membuatnya minder, ternyata bisa membentuk Raeni berdisiplin, sportif, dan hidup sederhana.
Rektor Unnes, Fathur Rokhman, mengatakan, Raeni telah memperlihatkan pesan penting, bahwa pendidikan sanggup menjadi alat memotong mata rantai kemiskinan. " Yang paling penting dari diri Raeni ialah ihwal pentingnya kesungguhan. Dia mengambarkan kepada kita semua, kondisi keluarga yang berkekurangan tidak jadi hambatan bila diiringi dengan tekad yang kuat," tandasnya. 

Belum ada Komentar untuk "√ Anak Tukang Becak Kuliah S2 Di Inggris"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel