√ Alasan Mengapa Sebagian Guru Menolak Ikut Kegiatan Sertifikasi
Alasan Mengapa Sebagian Guru Menolak Ikut Program Sertifikasi - adakah guru di kawasan bapak atau ibu mengajar ada yang menolak untuk sertifikasi, bila ada, itu sama dengan ditempat saya mengajar, memang prinsip hidup setiap orang berbeda-beda, untuk itu kita harus menghargai setiap prinsip hidup mereka. Ketika semua guru berlomba-lomba mengikuti proses sertifikasi, ternyata terdapat pula guru yang tidak mau disertifikasi. Ada sejumlah alasan mengapa mereka tidak mau mengikuti sertifikasi antara lain;
(a) mereka tinggal satu tahun lagi akan memasuki masa pensiun,
(b) sering sakit, dan
(c) mereka tidak terlalu memburu uang, dan
(d) mereka memang tidak mau dengan tanpa alasan.
Untuk mereka yang beralasan sudah akrab masa pensiun hal ini sanggup ditolerir, demikian pula yang sakit-sakit juga masih sanggup ditolerir. Tapi bagi mereka yang beralasan tidak terlalu memburu uang (menurut anggapan mereka sertifikasi sama dengan tunjangan profesi) dan mereka yang memang tidak mau, ini yang tidak sanggup ditolerir.
Tulisan ini, diinspirasi oleh adanya beberapa guru yang sengaja menghadap kepada penulis, dan memberikan uneg-uneg dan menyatakan bahwa mereka tidak mau ikut proses sertifikasi. Mereka tiba menghadap, alasannya ialah adanya surat ajakan dari Dinas Pendidikan Kabupaten, yang meminta kepada semua guru biar segera memasukkan materi untuk proses pemberkasan tahap selesai untuk acara sertifikasi tahun 2019. Dalam surat tersebut ditegaskan pula bahwa bagi mereka yang tidak bersiap mengikuti proses sertifikasi di tahun 2019 ini, maka mereka diminta untuk menciptakan surat pernyataan wacana ketidaksiapan mengikuti proses sertifikasi dimaksud.
Kasus yang terjadi di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, setidaknya terdapat 7% guru yang menyatakan diri tidak bersiap mengikuti proses sertifikasi. Adapun alasan ketidaksiapan mereka adalah; a) menjelang pensiun 2 orang, b) sakit 4 orang, c) tidak memburu uang 1 orang dan d) tidak ada alasan 4 orang.
Baca Juga : Jenis Program Peningkatan Kompetensi Guru
Yang menarik dicermati ialah mereka yang beralasan tidak memburu uang. Guru bersangkutan menyatakan bahwa dirinya tidak perlu ikut sertifikasi, alasannya ialah takut tidak sanggup mempertanggungjawabkan perolehan perhiasan pasca memilikiki sertifikat. Guru ini menganggap bahwa perolehan sertifkat guru identik dengan adanya tunjangan profesi. Alhasil kepadanya penulis bersama pengawas sekolah mencoba menunjukkan klarifikasi bahwa kepemilikan akta guru tidak secara otomatis akan mendapat tunjangan profesi, alasannya ialah ada beberapa syarat bagi seorang guru bersertifikat untuk sanggup mendapat tunjangan profesi, contohnya jumlah jam tatap muka harus cukup 24 jam. Disamping itu, ke depan semua guru harus mempunyai sertifikat. Pendek kata kepada guru tersebut ditegaskan bahwa akta guru tidak identik dengan tunjangan profesi, dan semua guru harus punya sertifikat. Kalau tidak mempunyai sertifikat, yang bersangkutan akan dicabut statusnya sebagai guru. Penjelasan kami yang apa adanya ini tidak lantas menyurutkan niatnya untuk tidak mengikuti proses sertifikasi. Akhirnya, kami, penulis bersama pengawasnya, mengalah, dan meminta yang bersangkutan untuk menciptakan surat pernyataan tidak bersiap mengikuti proses sertifikasi.
Baca Juga : Akhirnya cair juga Inpassing Kemenag
Dengan guru yang lain, yang tidak mempunyai alasan penolakan, penulis mencoba mengorek lebih jauh gosip wacana keengganan mereka, dengan mengundang secara langsung kepada mereka untuk menghadap ke penulis. Kepadanya saya menggambarkan bahwa ke depan semua guru harus bersertifikat, bila tidak akan dialihfungsikan alias diberhentikan jadi guru. Tidak tanggung-tanggung balasan mereka, jangankan diberhentikan jadi guru pak, bila sanggup kami dipensiun dinikan saja, itu akan sangat kami terima dengan penuh rasa gembira.
Dalam beberapa kasus guru yang menyerupai ini, dalam seharinya-harinya cukup rajin tiba ke sekolah, dan proaktif melaksanakan proses pembelajaran, bahkan dipandang cukup baik dalam mengemban tugasnya sebagai pendidik. Saat didesak untuk menyampaikan bahwasanya yang menciptakan tidak sikap mereka menyerupai itu, tidak lain ialah mereka sudah merasa cukup kondusif dalam posisi menyerupai kini ini. Jika nanti mereka ikut sertifikasi, mereka akan dituntut untuk bersikap profesional. Kata profesional ini yang beban di benak mereka. Jika jadi guru yang tersertifikasi, kemudian mewujud menjadi guru yang profesional, maka tidak ada pilihan selain merubah segala-galanya. Merubah mental, sikap dan perilaku. Tidak ada pilihan, guru yang profesional haruslah mengikuti arus kemajuan zaman. Guru profesional haruslah melek teknologi, alasannya ialah dengan melek teknologi, mereka sanggup mengakses segala macam informasi, dan melalui itu mereka sanggup mengupdate pengetahuan mereka. Inilah yang mereka khawatirkan. Mereka tidak siap dengan segala perubahan. Mereka tak hendak keluar dari zona aman. Mereka tidak siap dengan itu semua. Tatkala mereka dipaksa-paksa atau coba dibenturkan dengan aneka peraturan yang mengharuskan mereka untuk berubah maka, mereka niscaya akan meminta: PENSIUN DINI SAJA.
Bahkan yang menciptakan penulis keok menghadapi argumentasi mereka, ternyata rahasia mereka mengamati rekan-rekannya yang sudah sertifikasi dan telah mendapat tunjangan profesi, tapi kinerjanya tetap saja menyerupai sediakala. Tidak ada perubahan yang signifikan. “Pak, coba perhatikan, apakah mereka sesudah sertifikasi dan mendapat tunjangan profesi kemudian kinerjanya makin meningkat? Apakah secara faktual proses sertifikasi dan pinjaman tunjangan profesi itu berbanding lurus dengan peningkatan kinerja pendidik?. Kan tidak pak. Jadi, izinkan saya pak untuk tidak perlu ikut-ikutan proses sertifikasi, bila memang kami dipersyaratkan untuk menciptakan surat pernyataan wacana ketidaksiapan mengikuti proses sertifikasi, Insya kami akan buat. Terima kasih Pak, sambil salah satunya pamit dan melintas di hadapan penulis.
sumber : http://wacana.siap.web.id
Belum ada Komentar untuk "√ Alasan Mengapa Sebagian Guru Menolak Ikut Kegiatan Sertifikasi"
Posting Komentar