√ Sambutan Menteri Agama Ri Pada Upacara Peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama Ke-71 Jakarta, 3 Januari 2019

Sahabat Pejuangnya Madrasah Indonesia, Admin mengucapkan Hari Amal Bakti Kementerian Agama yang Ke 71, berikut Kutiban Sambutan dari Kemenerian Agama Atau sanggup di Download Langsung Di SINI 


SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI
PADA UPACARA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI
KEMENTERIAN AGAMA KE-71
JAKARTA, 3 JANUARI 2019

Assalamu'alaikum wr.wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian, Yang saya hormati dan saya banggakan,
Seluruh Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Agama,
Hadirin, penerima upacara yang berbahagia,

Dengan memanjatkan doa syukur yang setinggi-tingginya ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, pada pagi hari ini, tanggal 3 Januari 2019, kita memperingati Hari Amal Bakti Ke-71 Kementerian Agama Republik Indonesia. Tujuh puluh satu tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 3 Januari 1946, Pemerintah atas seruan dari Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) membentuk Kementerian Agama dan mengangkat Menteri Agama yang pertama yaitu Haji Mohammad Rasjidi. Pembentukan Kementerian Agama merupakan insiden penting dan bersejarah bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara religius yang nasionalis.

Saudara-saudara sekalian,

Kita ketahui, agama tidak sanggup dipisahkan dari kehidupan bangsa dan negara kita. Semangat dan motivasi keagamaan yakni sumber kekuatan kita dalam meraih kemerdekaan, mempertahankan kedaulatan nasional, dan menjaga keutuhan NKRI. Agama mendapat kedudukan terhormat dalam tata kehidupan masyarakat, sehingga dijadikan sebagai salah satu sumber pembentukan hokum nasional. Agama menjadi ruh kehidupan kebangsaan kita sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.

Salah satu pejuang kemerdekaan dan tokoh pendiri Republik Indonesia, Hadji Agus Salim, dalam tulisannya pada tahun 1950 berjudul "Kementerian Agama dalam Republik Indonesia", menjelaskan benang merah politik agama di Republik Indonesia yang berbeda dengan politik di masa kolonial. Menurutnya, jabatan dan kiprah Kementerian Agama sungguh besar dan mulia alasannya yakni sangat memilih nasib bangsa ini. Kesatuan kebangsaan kita akan terpelihara secara kokoh dan tidak sanggup dipecah belah amatlah tergantung pada kebijakan dan kecakapan aparatur Kementerian Agama.

Penegasan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai falsafah dasar kehidupan bernegara pada  Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 mengandung makna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita senantiasa memerlukan tuntunan Tuhan. Prinsip mendasar tersebut mengamanatkan supaya aliran dan nilai- nilai agama diperankan sebagai pemberi arah sekaligus mendasari kehidupan kebangsaan kita yang ber-motto Bhinneka Tunggal Ika.

Agama yang diyakini dan diamalkan oleh umatnya masing-masing harus menjadi unsure pembentuk Nation and Character Building bangsa Indonesia yang beragam ini. Karena itu, seluruh umat beragama harus menyadari dan disadarkan bahwa nilai-nilai agama merupakan unsur perekat integrasi nasional. Dalam kaitan ini pula saya ingin mengingatkan, toleransi dan kerukunan bukan milik sesuatu golongan umat beragama semata, tetapi harus menjadi milik semua golongan dan berlaku untuk semua pemeluk agama. Saling menghormati dan saling menghargai identitas keyakinan antarumat beragama harus terus dijaga dalam upaya melindungi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Saudara-saudara sekalian,

Sejalan dengan tema Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-71 tahun 2019 yaitu "Bersih Melayani" dan motto "Lebih Dekat Melayani Umat", saya berharap peringatan ulang tahun Kementerian  Agama ini semakin memperkuat kesepakatan kita semua terhadap integritas dan etos kerja sebagaipelayan masyarakat dan pengayom semua umat beragama.

Seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama harus senantiasa membuatkan wawasan serta meningkatkan ketrampilan dan kesigapan dalam bertugas. Ego sektoral, sektarianisme, dan sejenisnya harus disingkirkan dari lingkungan kerja Kementerian Agama. Kita harus bersikap sebagai agamawan sekaligus negarawan yang menempatkan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan langsung dan kelompok. Di tengah cepatnya perubaha sosial dan pesatnya teknologi informasi, kita juga harus menjadi pelayan publik yang sanggup diandalkan.

Kita bersyukur publik sekarang semakin menilai positif kinerja Kementerian Agama. Sebagian besar jadwal telah mulai memenuhi impian sehingga kinerja kita dianggap cukup baik dalam sejumlah survei. Indeks kepuasan jemaah haji terus naik, indeks kerukunan umat beragama juga masih tinggi, dan indeks reformasi birokrasi kita naik peringkat dari CC menjadi B –yang berimplikasi naiknya tunjangan kinerja dari 40 menjadi 60 persen. Beberapa waktu lalu, kita juga mendapat sejumlah penghargaan seperti; penghargaan dari Presiden sebagai Penyedia Layanan BLU dengan Akses Terjangkau, dan Penghargaan dari Kemenkeu sebagai  Kementerian dengan Kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terbesar dalam APBN. Selain itu Kementerian Agama juga mendapat penghargaan ganda terkait ekonomi syariah, yaitu sebagai Pemrakarsa Proyek Infrastruktur Berbiaya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Investor Utama Sukuk Negara Domestik.

Tapi di sisi lain, Ombudsman Nasional menilai kita masih bertanda warna kuning atau belum begitu cantik dalam hal pemenuhan standar layanan publik. Kita juga turun predikat dari WTP menjadi WDP dalam audit keuangan oleh BPK. Pun masih ada keluhan-keluhan publik yang belum terselesaikan secara tuntas.

Terhadap kinerja-kinerja positif, marilah bersyukur dan teruslah istiqomah (konsisten) dalam jalur yang baik. Sebaliknya, marilah segera kita benahi catatan-catatan negatif yang tersisa. Sebab itulah, kata "Bersih Melayani" —yang merupakan tema HAB tahun lalu— tetap dipertahankan. Harapannya, kita harus benar-benar higienis tanpa menyisakan sedikit pun noda. Hanya saja, tahun ini tema itu dilengkapi dengan motto "Lebih Dekat Melayani Umat" yang bermakna kita harus lebih peka mendeteksi aspirasi masyarakat, lebih sigap membereskan masalah, dan lebih cekatan memenuhi
kebutuhan umat.

Wujud dari motto tersebut, tahun ini kita mulai membangun Pusat Layanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Melalui unit ini, kita berupaya mencapai standar mutu yang prima dalam melayani umat. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, segala proses perizinan, beasiswa, hingga santunan social dilakukan secara lebih simpel, pasti, dan bebas pungli. Berbagai aplikasi administrasi yang menunjang kerja juga sedang dikembangkan demi tercapainya kinerja yang lebih baik. Selain itu, kita mencanangkan program-program gres sebagai respons atas situasi dan dinamika terkini terkait kehidupan beragama dalam masyarakat masa digital.

Saudara-saudara sekalian,

Berbagai langkah baik tidak akan berjalan mulus tanpa sinergitas dan kebulatan hati. Saya berharap, 5 Nilai Budaya Kerja makin dijiwai dalam sanubari setiap kita, serta dilengkapi dengan semangat kolaborasi yang apik. Insyaallah, kesannya akan nampak positif dan jadi berkah bagi kita semua. Inilah sebenarnya hakikat dari bekerja dengan berlandaskan agama.

Sebagai ASN Kementerian Agama –yang kerap dinilai punya keunggulan religiusitas dibanding ASN
instansi lain— kita dituntut mengoptimalkan energy spiritual sebagai landasan kerja profesional. Sesuai kalimat "Ikhlas Beramal" pada logo Kementerian  Agama, dedikasi pada masyarakat dan negara
harus senantiasa diniatkan sebagai ibadah yang tulus. Artinya, selalu sadar bahwa kerja kita bukan
saja dinilai oleh manusia, tapi juga diperhitungkan oleh Tuhan Yang Maha Mengetahui.

Demi menjaga ikatan agama dan bangsa di negara ini, kita harus memperlihatkan bahwa kebaikan ajaran agama merupakan obor penerang bagi perbaikan kualitas manusia. Hal ini untuk menepis anggapan bahwa kemajuan sebuah instansi atau pemerintahan tak ada relevansinya dengan agama. Justru sebaliknya, reformasi birokrasi yang berorientasi pada tingginya peradaban masyarakat sesungguhnya yakni perwujudan nilai-nilai agama. Dengan "Lebih Dekat Melayani Umat", kita akan lebih memahami apa yang mesti diperbuat untuk memperbaiki peradaban di negeri tercinta.

Hadirin sekalian,

Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya berpesan kepada seluruh jajaran Kementerian Agama biar senantiasa menjaga marwah kementerian yang kita cintai sebagai organisasi yang  sarat dengan nilai, kultur, dan tradisi baik.

Dalam kaitan ini, seluruh jajaran Kementerian Agama yang masih aktif perlu memelihara silaturrahim dengan para senior yang pernah menjabat di masa lampau. Generasi yang dating kemudian perlu berguru dari usaha dan pemikiran para pendahulu dan cendekia menghargai jasa para senior yang telah memberikan kontribusinya kepada umat, bangsa, negara dan organisasi Kementerian Agama pada eranya masing- masing.

Demikian pesan dan impian yang ingin saya sampaikan kepada saudara-saudara sekalian.

Dirgahayu Kementerian Agama. Sekali Kementerian Agama tetap Kementerian Agama. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, meridlai amal dan dedikasi kita.

Sekian dan terima kasih.

Wabillahi taufiq walhidayah,
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Jakarta, 3 Januari 2019
Menteri Agama RI





Lukman Hakim Saifuddin

Belum ada Komentar untuk "√ Sambutan Menteri Agama Ri Pada Upacara Peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama Ke-71 Jakarta, 3 Januari 2019"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel